“Kok bisa sih plin-plan begitu?”
“Kok gak jadi? Trus sekarang gimana?”
“Duh, jadi males.. gak usah aja deh, gak jelas”
Pernah ngucap hal-hal kaya gitu ngga? 🙂 Aku sih sering…
Aku adalah pribadi yang menjunjung keteraturan dan perencanaan. Rasanya hati ini tentramnya bukan main kalau rencana yang sudah aku rancang di kepala bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Ibaratnya kakiku juga jadi lebih enteng melangkah menjalani aktivitas seharian. Namun ada sedikit masalah. Hidup ya gak begitu ceritanya. Pada kenyataannya ada berjuta faktor di semesta nan luas ini yang bisa membuat rancangan indah di kepala kita tidak bisa diwujudkan. Kerapkali kita harus memutar otak, berimprovisasi menghadapi perubahan yang muncul. Pokoknya semaksimal mungkin rancangan kita diwujudkan walapun porsinya sudah tidak 100% seperti semula.
Aku punya banyak sekali teman dengan reaksi yang sangat variatif juga menyangkut hal ini. Ada yang panik, ada yang diem aja, ada yang langsung pro aktif menyesuaikan, ada yang marah dan ada juga yang langsung pengen bobok siang. Kalau aku sendiri, reaksi spontannya kesal, kemudian dilanjutkan dengan mulai berpikir keras untuk mencari solusi yang terbaik sekaligus meyakinkan diri sendiri kalau Tuhan itu baik dan penundaan itu demi sesuatu yang baik yang aku belum bisa pahami. Wihh.. kesannya berat banget ya.. Hehe..
Tuhan itu baik dan penundaan itu demi sesuatu yang baik
Apapun reaksinya, yang paling penting adalah jangan sampai reaksi kita tadi mengakibatkan collateral damage. Ingatlah bahwa emosi itu sifatnya spontan dan sementara. Jadi ada baiknya kita tidak lepas kendali dalam menyikapi sesuatu yang tiba-tiba terjadi. Yakini deh kalau Tuhan sedang mengajarkan kita sesuatu, dan sesuatu itu bisa juga kita disuruh belajar diem. Hehe..
Setelah hidup 30an tahun, aku mulai menemui beberapa hal positif yang dihasilkan dari kejadian-kejadian ngga enak beberapa tahun lampau. Agak lama sih memang, tapi menurutku bukan karena kurang pandai, melainkan karena emang baru sekarang aja waktunya yang tepat untuk paham. Dan setelah aku perhatikan lagi, hikmat dan pemahaman yang aku dapat setelah tahunan ini terjadi setelah aku bisa menerima dan ikhlas akan perkara yang skala lebih kecil. Jadi kayak naik kelas dan bertahap gitu.
Hal positif lainnya yang didapat dari pengalaman seperti ini adalah hidup jadi lebih tenang, nggak ngoyo. Istilahnya rejeki gak kemana, kalau emang udah milik ya gak bakalan lepas dari genggaman kita. But then again, life is a series of continuous learning, so better make the most out of it!